Bismillahirrahmanirrahim
semoga bermanfaat.....
banyak sekali yang bertanya... sebenarnya boleh gak sih kalo sedang haidh menyentuh atau membaca alqur'an???
di kalangan ulama juga terdapat perbedaan pendapat mengenai boleh tidaknya orang berhadats (besar atau kecil, termasuk haidh didalamnya ), berikut saya ringkaskan dari buku Shahih Fiqih Sunnah jilid 1(Thaharah dan Sholat) yang di tulis oleh Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim dengan ta'liq Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, Syaikh abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, dan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.
jumhur ulama yang berpendapat orang berhadats tidak boleh menyentuh mushaf, mereka menggunakan 2 dalil yaitu
1. firman Allah Al-Waqi'ah ayat 79: Laa Yaassuhu illalmuthohharun...
2. hadist Amr bin Hazm, Nabi menulis surat kepada penduduk Yaman, yang didalamnya tertulis," janganlah menyentuh Alqur'an kecuali orang yang suci
menurut penulis ( Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim )
1. adapun ayat tersebut maka tidak dapat dijadikan sebagai dali kecuali setelah mengembalikan dhamir (kata ganti) "hu" pada kata Yamassuhu kepada Al-Qur'an. Tapi yang yang dianut oleh Mayoitas ahli tafsir dhamir tersebut merujuk kepada kitab yang tersimpan di langit yaitu Lauh al-Mahfudz. sedangkan muthohharun ( orang-orang yang disucikan ) adalah Malaikat. penjelasan lengkap biasa buka kitab fiqih Sunnah :)
2.adapun hadist tersebut diatas dhaif, tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.
katakanlah hadistnya shahih, maka kata thohir disini punya banyak makna bisa orang mu'min, bisa orang yang suci dari hadats besar,orang yang suci dari hadats kecil, dan orang yag tidak terdapat najisa di badannya. jadi masalah ini harus dikembalikan kepada kaidah ushul:
namun penggunaan najis untuk orang mu'min yang berhadats atau junub tidaklah benar, berdasarkan sabda nabi "orang mu'min tidaklah najis"
dalam At-Taubah 28 :"Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis".
dengan demikian tidak ada dalil yang mewajibkan wudhu untuk memegang mushaf....
wallahua'lam...
alhamdulillah......
jumhur ulama yang berpendapat orang berhadats tidak boleh menyentuh mushaf, mereka menggunakan 2 dalil yaitu
1. firman Allah Al-Waqi'ah ayat 79: Laa Yaassuhu illalmuthohharun...
2. hadist Amr bin Hazm, Nabi menulis surat kepada penduduk Yaman, yang didalamnya tertulis," janganlah menyentuh Alqur'an kecuali orang yang suci
menurut penulis ( Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim )
1. adapun ayat tersebut maka tidak dapat dijadikan sebagai dali kecuali setelah mengembalikan dhamir (kata ganti) "hu" pada kata Yamassuhu kepada Al-Qur'an. Tapi yang yang dianut oleh Mayoitas ahli tafsir dhamir tersebut merujuk kepada kitab yang tersimpan di langit yaitu Lauh al-Mahfudz. sedangkan muthohharun ( orang-orang yang disucikan ) adalah Malaikat. penjelasan lengkap biasa buka kitab fiqih Sunnah :)
2.adapun hadist tersebut diatas dhaif, tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.
katakanlah hadistnya shahih, maka kata thohir disini punya banyak makna bisa orang mu'min, bisa orang yang suci dari hadats besar,orang yang suci dari hadats kecil, dan orang yag tidak terdapat najisa di badannya. jadi masalah ini harus dikembalikan kepada kaidah ushul:
namun penggunaan najis untuk orang mu'min yang berhadats atau junub tidaklah benar, berdasarkan sabda nabi "orang mu'min tidaklah najis"
dalam At-Taubah 28 :"Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis".
dengan demikian tidak ada dalil yang mewajibkan wudhu untuk memegang mushaf....
wallahua'lam...
alhamdulillah......
Siiip :)
BalasHapus